"Yaelah Gitu Aja Baper"

Hasil gambar untuk bullying sosial media

Zaman sekarang teknologi sudah semakin berkembang, kemudahan demi kemudahan telah kita dapatkan. Bahkan hanya dengan genggaman, kita sudah bisa melakukan apa saja, seperti berbisnis, belanja, mengurus perizinan, beramal, dan lain sebagainya.

Kalian ada yang belum pernah menggunakan Internet ? gue yakin semuanya bakal jawab "tidak ada". Karena Internet sudah menjadi kebutuhan penting di era 4.0 ini. Toh, ini juga kalian baca postingan ini pakai internet. Hehe..

Namun tanpa kita sadari, kemajuan pesat teknologi tersebut bagaikan pisau bermata dua. Bisa menghasilkan positif, namun juga bisa berdampak negatif jika penggunannya salah dapat sangat membahayakan. Seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Kemudahan akses teknologi membuat seluruh orang yang terjangkau internet bebas menggunakan dunia maya untuk apa saja, termasuk bebas berkomentar di sosial media.

Iya, sosial media. Tempat yang seharusnya menjadi ajang bersosialisasi, mencari teman baru, atau mempertemukan teman lama yang sudah lama tidak bertemu, kini malah menjadi lahan perundungan (bullying). Apalagi profil sosial media bisa dipalsukan, sehingga semakin membebaskan pelaku untuk melakukan perundungan atau bullying tanpa takut identitas aslinya terbongkar.

Kasus yang baru saja terjadi, yakni anggota girlband K-POP Korea, Sulli F(x), harus mengakhiri hidupnya dikarenakan depresi yang dideritanya akibat perundungan di sosial media. Kabar mengejutkan tersebut terjadi tidak lama setelah diperingatinya World Mental Health Day (hari kesehatan mental sedunia).

Hasil gambar untuk sulli meninggal
Sulli F(x), member girlband K-POP yang bunuh diri akibat depresi

Belum reda kabar kematian Sulli F(x), muncul lagi berita bahwa anak kecil di Nusa Tenggara Timur bernama Yohan, ditemukan gantung diri di rumahnya dan meninggalkan surat terakhir sebelum ia memutuskan mengakhriri hidupnya. Di surat tersebut ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak sanggup lagi menerima perundungan yang dilakukan teman-temannya.

Padahal Yohan selama ini dikenal sebagai anak yang cerdas, ia pernah menerima hadiah sepeda dari bapak presiden, Joko Widodo, ketika sedang berkunjung ke daerahnya. Saat itu Yohan mampu menjawab 5 sila Pancasila dengan lancar.

Jelas, dua kejadian tersebut perlu kita perhatikan serius, bahwa penggunaan internet memang menghasilkan dampak yang sangat positif,  namun juga bisa menghasilkan dampak yang sangat negatif.

Dengan internet, dunia kita menjadi tidak terbatas. Gerak-gerik kita menjadi bebas, bahkan dengan kebebasan itu, kehidupan kita bisa terlihat dunia.

Ke tempat bagus dikit, cekrek.
Makan makanan mahal dikit, cekrek.
Cahaya bagus buat foto dikit, cekrek.

Jika hasil fotonya bagus, langsung dibagikan di sosial media. Lalu dengan kebiasaanmu itu, ada banyak orang yang menyukainya, namun ada pula yang tidak.

Ya bebas! namanya juga sosial media.

Tapi ingat, lagi-lagi ini adalah sosial media. Hanya bermodalkan internet, semua orang bebas melakukan apa saja yang dia mau, tanpa harus face to face alias bertatap muka.

"Yaelah riya! foto gitu aja dishare"
"Jelek bgt sih lo di foto, gendut ! diet sana"
"Sok bijak bgt captionnya, najis sok suci!"

Berbagai komentar jahat kini menjadi mudah terlihat. Tak peduli perasaan si target komentar, karena bagi si pengomentar,

"yang penting gue lega bisa ngatain lo"

Meskipun hinaan tersebut sejatinya hanya bercanda, tapi kita tidak pernah tau reaksi dari si target komentar itu. Bisa saja dia malah menjadi down, tidak percaya diri, marah, atau takut memposting foto lagi nantinya.

Karena internet pula, kesalahanmu yang disengaja maupun tidak disengaja bisa dengan mudah terangkat ke dunia luas. Akibatnya banyak orang yang semula tidak mengenalmu, malah mendadak ikut campur dan menghujatmu, padahal dia tidak pernah tahu apa-apa, kasarnya.

Yang lebih parah lagi, jika ada seseorang yang sedang berusaha mewujudkan mimpinya dan mulai berani untuk berkarya. Ketika karya tersebut belum menjadi selera publik, netizen langsung sibuk menghujatnya,

"Halah, maksain banget karyanya!"
"Bikin karya begini amat woy, kayak t*i "
"Udahlah jangan dipaksain, susah kalo bukan bakat lo"

Yang membuat orang tersebut bisa menghentikan mimpinya.

Layaknya malaikat, orang yang dihujat tersebut tidak boleh meluapkan amarahnya. Dia dipaksa untuk memendam amarahnya, dipaksa mengerti apa yang si pembully mau, yaitu mendengarkan hujatannya.

Sekalinya si target bully itu meluapkan amarahnya, si pembully bakal bilang,

"yaelah gitu aja baper"

Astaghfirullah naudzubillah.

Begini loh mas, mbak. Saya tahu komentar itu enak karena gampang, tapi apa tidak bisa berkomentar hanya yang baik-baik saja ?

Kritik boleh, tapi tolong yang membangun. Jika tidak suka pun tak apa, jangan ditambah ucapan-ucapan yang menjatuhkan harga diri dan semangatnya. Cukup diam saja dan abaikan. Alangkah baiknya kita memulai menjaga lisan.

Ingatkah istilah, "mulutmu harimau mu" ?

Apa yang keluar dari mulut kita, suatu saat bisa saja menjadi malapetaka untuk kita. Makanya berhati-hatilah dalam berucap. Akan ada hisab di dunia dan akhirat di tiap ucapan yang kita ujar.

"Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka bicaralah yang baik atau diam." ( HR. Bukhari )

Sudah terlalu banyak kasus yang diakibatkan karena pembullyan. Mulai dari anak putus sekolah, merasa minder, trauma, stress, bahkan hingga bunuh diri. Ingatlah bahwa lisan kalian lebih tajam dari pedang. Jaga itu! karena itu pergunakan dengan baik "pedangmu" itu.

Bullying is a crime, not just a joke!

Mulailah berhenti bilang "yaelah gitu aja baper", dan biasakan bilang"maaf".

Karena dengan "yaelah gitu aja baper", orang yang dibully tersebut menjadi pendendam dan semakin menyakiti hatinya. Sedangkan "maaf", membuat masalah tidak berkepanjangan dan kita tidak berani mengulangnya lagi.


Hasil gambar untuk minta maaf quote

Mental illness atau kesehatan mental memang menjadi concern akhir-akhir ini. Semoga dengan kebiasaan baru tersebut, kita semua tidak akan lagi mendengar kasus-kasus diatas lagi yang disebabkan pembullyan.

Aamiin ya rabbal alamin.

Kalian pernah ngalamin hal yang bikin kamu marah atau down ketika dibully trus dibilang "yaelah gitu aja baper" gak ? tulis di kolom komentar ya!

Comments